Teknik pencahayaan dalam fotografi menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Pencahayaan digunakan untuk menghasilkan efek tertentu dan memberikan kejelasan dan detail pada subjek yang difoto.

Ada beberapa jenis pencahayaan dalam fotografi, termasuk pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami berasal dari sumber cahaya alami seperti matahari atau bulan, sedangkan pencahayaan buatan berasal dari sumber cahaya buatan seperti lampu studio.

Pencahayaan juga dapat dikontrol dalam fotografi dengan menggunakan teknik seperti eksposur, ISO, dan bukaan. Eksposur mengacu pada jumlah cahaya yang diperbolehkan masuk ke dalam kamera, ISO mengacu pada sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya, dan bukaan mengacu pada seberapa besar lubang di kamera yang memungkinkan cahaya masuk.

Dalam fotografi, pencahayaan juga dapat digunakan untuk menciptakan bayangan, menekankan detail, menciptakan suasana atau nuansa, dan memperjelas subjek dalam gambar. Oleh karena itu, penting untuk memahami pencahayaan dalam fotografi agar dapat menghasilkan gambar yang berkualitas tinggi.

Ada banyak teknik pencahayaan dalam fotografi yang dapat digunakan untuk menciptakan efek yang berbeda pada subjek.

Backlighting

Backlighting adalah teknik pencahayaan dalam fotografi di mana sumber cahaya ditempatkan di belakang subjek, sehingga cahaya memancar ke arah kamera. Dengan menggunakan teknik backlighting, subjek akan terlihat gelap dan menjadi siluet, sementara latar belakang akan terlihat terang.

Fungsi utama dari teknik backlighting adalah menciptakan efek dramatis dan menarik dalam gambar. Teknik ini biasanya digunakan untuk memotret subjek yang memiliki kontur atau bentuk yang menarik, seperti pohon atau orang. Backlighting dapat menciptakan perasaan kehadiran dan keajaiban pada gambar yang dihasilkan, serta memberikan gambar yang penuh dengan emosi.

Selain itu, teknik backlighting juga dapat memberikan efek bokeh yang menarik pada gambar. Dengan menggunakan lensa yang tepat, backlighting dapat menciptakan titik-titik cahaya di latar belakang, sehingga menciptakan bokeh yang indah.

Namun, teknik backlighting juga memiliki beberapa kelemahan, seperti membuat subjek terlihat sangat gelap sehingga sulit untuk mengambil detail yang diinginkan. Oleh karena itu, teknik ini perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan pencahayaan tambahan untuk menyeimbangkan cahaya dan memperjelas detail subjek.

Front Lighting

Front lighting adalah salah satu teknik pencahayaan dalam fotografi yang melibatkan penempatan sumber cahaya di depan subjek sehingga subjek terlihat terang secara keseluruhan. Teknik ini sering digunakan untuk memperlihatkan detail pada subjek, karena pencahayaan yang merata memungkinkan setiap bagian dari subjek terlihat dengan jelas. Selain itu, teknik front lighting juga menghilangkan bayangan dan menonjolkan warna dan tekstur pada subjek.

Keuntungan lain dari front lighting adalah bahwa teknik ini mudah diterapkan dan dapat memberikan hasil yang natural. Teknik ini umum digunakan dalam potret, fotografi produk, dan fotografi pemandangan.

Namun, front lighting juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu kurangnya dimensi pada subjek. Karena pencahayaan yang merata, teknik ini cenderung membuat subjek terlihat datar dan kurang memiliki kedalaman. Oleh karena itu, untuk menciptakan dimensi pada subjek, teknik pencahayaan lain seperti side lighting atau backlighting mungkin perlu digunakan.

Dalam seni fotografi, front lighting dapat digunakan untuk menciptakan hasil yang natural dan realistis pada subjek. Teknik ini cocok digunakan pada situasi di mana Anda ingin menampilkan detail pada subjek secara keseluruhan, seperti potret wajah, produk, atau pemandangan. Namun, penting untuk memahami kekurangan teknik ini dan bagaimana menggabungkannya dengan teknik pencahayaan lain untuk mencapai hasil terbaik.

Side Lighting

Side lighting adalah salah satu teknik pencahayaan dalam fotografi yang melibatkan penempatan sumber cahaya di samping subjek. Teknik ini memberikan penekanan pada detail, tekstur, dan dimensi subjek, serta menciptakan bayangan yang dramatis pada bagian-bagian tertentu dari subjek.

Side lighting sangat efektif untuk mempertegas bentuk dan tekstur subjek, seperti pada fotografi produk atau potret wajah. Dengan menyoroti sisi subjek, side lighting juga dapat memberikan kesan ketajaman dan kedalaman pada gambar. Bayangan yang dihasilkan oleh side lighting juga dapat memberikan efek dramatis dan kontras pada gambar, terutama jika digunakan pada subjek dengan bentuk yang menarik.

Untuk menggunakan teknik side lighting, perlu memperhatikan posisi sumber cahaya agar mendapatkan efek yang diinginkan. Sumber cahaya harus ditempatkan sejajar dengan subjek atau sedikit di depan atau belakangnya, dan harus disesuaikan dengan sudut pengambilan gambar yang diinginkan.

Dalam fotografi, side lighting dapat digunakan dengan kombinasi teknik lainnya, seperti fill lighting, untuk menghilangkan bayangan yang terlalu gelap dan menciptakan penampilan yang lebih seimbang pada gambar. Oleh karena itu, side lighting merupakan salah satu teknik pencahayaan yang sangat berguna dalam seni fotografi untuk menciptakan gambar yang lebih menarik dan berkesan.

Fill Lighting

Fill Lighting adalah teknik pencahayaan dalam fotografi yang melibatkan penggunaan sumber cahaya tambahan untuk mengisi bayangan yang dihasilkan oleh cahaya utama. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menciptakan gambar yang lebih seimbang dan menghilangkan bayangan yang terlalu gelap pada subjek.

Teknik Fill Lighting sering digunakan dalam fotografi potret untuk memastikan bahwa wajah subjek memiliki pencahayaan yang merata dan memiliki detail yang jelas. Teknik ini juga sering digunakan dalam fotografi produk untuk menghilangkan bayangan yang terlalu gelap pada produk dan memberikan detail yang jelas pada bagian-bagian tertentu.

Teknik Fill Lighting dapat dicapai dengan menggunakan berbagai sumber cahaya, termasuk lampu studio, reflektor, atau bahkan cahaya alami. Sumber cahaya tambahan ditempatkan di sekitar subjek atau di arah yang berlawanan dari sumber cahaya utama, sehingga memberikan cahaya tambahan yang diperlukan untuk mengisi bayangan.

Sumber cahaya tambahan yang digunakan untuk teknik Fill Lighting umumnya memiliki intensitas cahaya yang lebih rendah dari sumber cahaya utama, sehingga menciptakan pencahayaan yang lebih merata dan terlihat lebih natural. Selain itu, teknik Fill Lighting juga dapat digunakan bersama dengan teknik pencahayaan lainnya untuk mencapai hasil yang lebih dramatis atau artistik.

Dalam seni fotografi, teknik Fill Lighting adalah bagian penting dari pengaturan pencahayaan yang tepat untuk menciptakan gambar yang berkualitas tinggi dan memastikan bahwa subjek memiliki pencahayaan yang merata dan detail yang jelas.

High-Key Lighting

High-key lighting adalah teknik pencahayaan yang melibatkan penggunaan pencahayaan yang cerah dan merata untuk menciptakan gambar yang terang dan cerah. Teknik ini sering digunakan dalam fotografi studio, khususnya dalam fotografi potret dan fashion.

Pada teknik high-key lighting, pencahayaan yang digunakan biasanya lebih terang dari pencahayaan alami, sehingga memberikan penampilan yang terang dan cerah pada subjek. Pencahayaan tersebut biasanya didistribusikan dengan merata di seluruh area subjek dan latar belakang, sehingga menciptakan penampilan yang halus dan tanpa bayangan yang tajam.

Fungsi utama dari teknik high-key lighting dalam fotografi adalah untuk menciptakan gambar yang terang dan cerah dengan tampilan yang lembut dan halus. Teknik ini sering digunakan dalam fotografi potret dan fashion untuk menciptakan tampilan yang glamor dan menarik perhatian. Teknik ini juga sering digunakan dalam iklan untuk produk-produk yang ingin menonjolkan kecerahan, keindahan dan kecantikan.

Selain itu, teknik high-key lighting juga digunakan untuk menciptakan suasana yang positif dan energik dalam gambar. Teknik ini dapat membantu menyoroti kebahagiaan dan kegembiraan dalam gambar, sehingga memberikan kesan yang positif pada penontonnya.

Dalam praktiknya, teknik high-key lighting dapat dicapai dengan menggunakan pencahayaan yang terang dan merata, pengaturan ISO yang tinggi, serta pengaturan bukaan dan kecepatan rana yang sesuai. Penting juga untuk memperhatikan warna dalam gambar, sehingga warna yang digunakan pada subjek dan latar belakang dapat melengkapi kesan yang terang dan cerah pada gambar.

Low-Key Lighting

Low-Key Lighting adalah teknik pencahayaan dalam fotografi yang menggunakan pencahayaan yang lembut dan gelap untuk menciptakan gambar yang lebih dramatis dan misterius. Dalam teknik ini, sebagian besar area gambar akan diisi dengan bayangan, dan hanya bagian-bagian tertentu dari subjek yang akan diterangi.

Teknik ini dapat menciptakan gambar yang dramatis dan misterius karena kontras yang tinggi antara area yang diterangi dan area yang gelap. Hal ini dapat memberikan penekanan yang kuat pada detail yang diinginkan dan menciptakan suasana yang dramatis dan misterius pada gambar.

Low-Key Lighting umumnya digunakan dalam fotografi potret untuk menciptakan gambar yang menonjolkan karakteristik tertentu dari subjek. Misalnya, teknik ini dapat digunakan untuk menyoroti mata, bibir, atau rambut subjek, sehingga menciptakan gambar yang lebih dramatis dan mempesona.

Untuk menciptakan Low-Key Lighting, fotografer dapat menggunakan sumber cahaya yang terfokus pada bagian-bagian tertentu dari subjek atau menggunakan cahaya yang lebih lembut seperti lampu belakang, reflektor atau softbox. Fotografer juga dapat menggunakan kamera dengan pengaturan ISO yang rendah dan bukaan yang lebih kecil untuk menghasilkan gambar yang lebih gelap dan dramatis.

Cross Lighting

Cross lighting adalah salah satu teknik pencahayaan dalam fotografi di mana dua sumber cahaya ditempatkan di sisi yang berlawanan dari subjek, biasanya dengan sudut 45 derajat, sehingga menciptakan bayangan dan penekanan yang dramatis pada detail subjek. Teknik ini dapat digunakan pada subjek apa pun, tetapi sering digunakan dalam fotografi potret, fashion, dan produk.

Fungsi dari cross lighting adalah untuk menciptakan dimensi pada subjek dan memperjelas detail yang mungkin tersembunyi dalam bayangan. Karena sumber cahaya ditempatkan di sisi yang berlawanan, bayangan yang dihasilkan oleh satu sumber cahaya dapat diisi oleh sumber cahaya lainnya, sehingga mengurangi bayangan yang terlalu gelap dan memberikan hasil yang lebih seimbang.

Cross lighting juga dapat digunakan untuk menciptakan efek yang dramatis pada subjek dengan menekankan tekstur dan bentuknya. Teknik ini juga dapat digunakan untuk memisahkan subjek dari latar belakang, sehingga menciptakan kedalaman dan dimensi dalam gambar.

Namun, ketika menggunakan teknik cross lighting, perlu diingat bahwa sumber cahaya tidak boleh terlalu dekat dengan subjek, karena dapat menghasilkan bayangan yang terlalu tajam dan tidak diinginkan. Selain itu, perlu diperhatikan juga penggunaan intensitas cahaya yang tepat agar tidak terlalu kontras atau terlalu lembut.

Spot Lighting

Spot lighting adalah teknik pencahayaan dalam fotografi yang mengarahkan cahaya ke area yang sangat terfokus pada subjek. Cahaya yang terfokus pada area yang sangat kecil ini menciptakan area cahaya terang yang jelas dan tajam, sedangkan area lain di sekitarnya menjadi lebih gelap.

Teknik spot lighting dapat digunakan untuk menciptakan efek yang dramatis dan fokus pada detail subjek tertentu. Ini adalah teknik yang sangat efektif dalam menyoroti detail atau elemen tertentu pada subjek, seperti wajah, bunga, atau objek kecil lainnya. Teknik ini juga dapat digunakan untuk menciptakan bayangan yang tajam dan kontras pada subjek, sehingga memberikan penekanan yang kuat pada subjek yang diinginkan.

Untuk menciptakan spot lighting, fotografer dapat menggunakan sumber cahaya seperti lampu sorot atau flash. Sumber cahaya ini dapat diarahkan ke subjek untuk menciptakan efek spot lighting yang diinginkan. Fotografer juga dapat mengatur kecerahan dan posisi sumber cahaya untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Rembrandt Lighting

Rembrandt Lighting adalah salah satu teknik pencahayaan dalam fotografi yang dinamakan dari nama pelukis Belanda abad ke-17, Rembrandt van Rijn. Teknik ini melibatkan penempatan sumber cahaya di samping dan sedikit di atas subjek, sehingga menciptakan bayangan segitiga kecil di sisi yang berlawanan dari cahaya.

Bayangan segitiga yang terbentuk pada Rembrandt Lighting memberikan efek dramatis pada subjek, dan membantu menciptakan dimensi dan kedalaman pada gambar. Teknik ini sangat cocok digunakan pada subjek dengan wajah yang simetris dan detail seperti tulang pipi atau hidung.

Rembrandt Lighting dapat dicapai dengan menggunakan sumber cahaya seperti strobe atau lampu studio. Penempatan sumber cahaya harus dilakukan dengan cermat, sehingga bayangan segitiga terbentuk secara sempurna di sisi yang berlawanan dari cahaya.

Fungsi Rembrandt Lighting dalam seni fotografi adalah untuk menciptakan gambar yang dramatis dan artistik. Teknik ini digunakan untuk memberikan penekanan pada detail dan tekstur subjek, dan membantu menciptakan efek 3D pada gambar. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk menciptakan bayangan dan penekanan yang kuat pada subjek, sehingga menghasilkan gambar yang lebih menarik secara visual.

Dalam seni fotografi, teknik spot lighting dapat digunakan untuk menciptakan gambar yang dramatis dan menarik perhatian. Teknik ini sering digunakan dalam fotografi potret, fotografi fashion, dan fotografi produk untuk menyoroti detail dan elemen penting dari subjek. Oleh karena itu, penting untuk memahami teknik spot lighting agar dapat menghasilkan gambar yang menarik dan berkualitas tinggi.

Setiap teknik pencahayaan memiliki karakteristik dan efek yang berbeda, oleh karena itu penting untuk memilih teknik yang tepat untuk mencapai tujuan dan konsep fotografi.

Pada Suatu Malam

Karya Sapardi Djoko Damono

ia pun berjalan ke barat, selamat malam, solo,
katanya sambil menunduk.
seperti didengarnya sendiri suara sepatunya
satu persatu.
barangkali lampu-lampu ini masih menyala buatku, pikirnya.
kemudian gambar-gambar yang kabur dalam cahaya,
hampir-hampir tak ia kenal lagi dirinya, menengadah
kemudian sambil menarik nafas panjang
ia sendiri saja, sahut menyahut dengan malam,
sedang dibayangkannya sebuah kapal di tengah lautan
yang memberontak terhadap kesunyian.

sunyi adalah minuman keras, beberapa orang membawa perempuan
beberapa orang bergerombol, dan satu-dua orang
menyindir diri sendiri; kadang memang tak ada lelucon lain.
barangkali sejuta mata itu memandang ke arahku, pikirnya.
ia pun berjalan ke barat, merapat ke masa lampau.

selamat malam, gereja, hei kaukah anak kecil
yang dahulu duduk menangis di depan pintuku itu?
ia ingat kawan-kawannya pada suatu hari natal
dalam gereja itu, dengan pakaian serba baru,
bernyanyi; dan ia di luar pintu. ia pernah ingin sekali
bertemu yesus, tapi ayahnya bilang
yesus itu anak jadah.
ia tak pernah tahu apakah ia pernah sungguh-sungguh mencintai ayahnya.

barangkali malam ini yesus mencariku, pikirnya.
tapi ia belum pernah berjanji kepada siapa pun
untuk menemui atau ditemui;
ia benci kepada setiap kepercayaan yang dipermainkan.
ia berjalan sendiri di antara orang ramai.
seperti didengarnya seorang anak berdoa; ia tak pernah diajar berdoa.
ia pun suatu saat ingin meloloskan dirinya ke dalam doa,
tapi tak pernah mengetahui
awal dan akhir sebuah doa; ia tak pernah tahu kenapa
barangkali seluruh hidupku adalah sebuah doa yang panjang.

katanya sendiri; ia merasa seperti tenteram
dengan jawabannya sendiri:
ia adalah doa yang panjang.
pagi tadi ia bertemu seseorang, ia sudah lupa namanya,
lupa wajahnya: berdoa sambil berjalan…
ia ingin berdoa malam ini, tapi tak bisa mengakhiri,
tak bisa menemukan kata penghabisan.

ia selalu merasa sakit dan malu setiap kali berpikir
tentang dosa; ia selalu akan pingsan
kalau berpikir tentang mati dan hidup abadi.
barangkali tuhan seperti kepala sekolah, pikirnya
ketika dulu ia masih di sekolah rendah. barangkali tuhan
akan mengeluarkan dan menghukum murid yang nakal,
membiarkannya bergelandangan dimakan iblis.
barangkali tuhan sedang mengawasi aku dengan curiga,
pikirnya malam ini, mengawasi seorang yang selalu gagal berdoa.

apakah ia juga pernah berdosa, tanyanya ketika berpapasan
dengan seorang perempuan. perempuan itu setangkai bunga;
apakah ia juga pernah bertemu yesus, atau barangkali
pernah juga dikeluarkan dari sekolahnya dulu.
selamat malam, langit, apa kabar selama ini?
barangkali bintang-bintang masih berkedip buatku, pikirnya…
ia pernah membenci langit dahulu,
ketika musim kapal terbang seperti burung
menukik: dan kemudian ledakan-ledakan
(saat itu pulalah terdengar olehnya ibunya berdoa
dan terbawa pula namanya sendiri)
kadang ia ingin ke langit, kadang ia ingin mengembara saja
ke tanah-tanah yang jauh; pada suatu saat yang dingin
ia ingin lekas kawin, membangun tempat tinggal.

ia pernah merasa seperti si pandir menghadapi
angka-angka…ia pun tak berani memandang dirinya sendiri
ketika pada akhirnya tak ditemukannya kuncinya.
pada suatu saat seorang gadis adalah bunga,
tetapi di lain saat menjelma sejumlah angka
yang sulit. ah, ia tak berani berkhayal tentang biara.

ia takut membayangkan dirinya sendiri, ia pun ingin lolos
dari lampu-lampu dan suara-suara malam hari,
dan melepaskan genggamannya dari kenyataan;
tetapi disaksikannya: berjuta orang sedang berdoa,
para pengungsi yang bergerak ke kerajaan tuhan,
orang-orang sakit, orang-orang penjara,
dan barisan panjang orang gila.
ia terkejut dan berhenti,
lonceng kota berguncang seperti sedia kala
rekaman senandung duka nestapa.

seorang perempuan tertawa ngeri di depannya, menawarkan sesuatu.
ia menolaknya.
ia tak tahu kenapa mesti menolaknya.
barangkali karena wajah perempuan itu mengingatkannya
kepada sebuah selokan, penuh dengan cacing;
barangkali karena mulut perempuan itu
menyerupai penyakit lepra; barangkali karena matanya
seperti gula-gula yang dikerumuni beratus semut.
dan ia telah menolaknya, ia bersyukur untuk itu.
kepada siapa gerangan tuhan berpihak, gerutunya.
ia menyaksikan orang-orang berjalan, seperti dirinya, sendiri
atau membawa perempuan, atau bergerombol,
wajah-wajah yang belum ia kenal dan sudah ia kenal,
wajah-wajah yang ia lupakan dan ia ingat sepanjang zaman,
wajah-wajah yang ia cinta dan ia kutuk.
semua sama saja.
barangkali mereka mengangguk padaku, pikirnya;
barangkali mereka melambaikan tangan padaku setelah lama berpisah
atau setelah terlampau sering bertemu. ia berjalan ke barat.

selamat malam. ia mengangguk, entah kepada siapa;
barangkali kepada dirinya sendiri. barangkali hidup adalah doa yang panjang,
dan sunyi adalah minuman keras.
ia merasa tuhan sedang memandangnya dengan curiga;
ia pun bergegas.
barangkali hidup adalah doa yang….
barangkali sunyi adalah….
barangkali tuhan sedang menyaksikannya berjalan ke barat

1964
Dari Buku Hujan Bulan Juni

Frederick Scott Archer (1813-1857) adalah seorang fotografer Inggris yang terkenal karena menemukan proses collodion dalam fotografi, yang membuka jalan bagi pengembangan fotografi modern.

Pada awalnya, Archer menggunakan proses daguerreotype untuk membuat gambar, tetapi ia merasa bahwa proses ini terlalu mahal dan sulit dilakukan. Ia kemudian mulai mencari alternatif yang lebih mudah dan terjangkau, dan akhirnya menemukan proses collodion pada tahun 1851.

Proses collodion melibatkan penggunaan campuran bahan kimia yang disebut collodion, yang terdiri dari nitrocellulose (guncotton), etanol, dan eter. Lapisan tipis collodion dioleskan pada plat kaca atau besi, dan kemudian dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Setelah itu, plat ditempatkan dalam kamera dan diambil gambar seperti biasa.

Keuntungan dari proses collodion adalah bahwa ia menghasilkan gambar yang lebih tajam dan jelas daripada daguerreotype, dan juga lebih mudah dan murah untuk diproduksi. Namun, proses ini memiliki kelemahan yaitu collodion harus diproses dengan cepat, karena jika terlalu lama terkena udara akan mengering dan menjadi tidak efektif.

Archer menjadi sangat terkenal karena penemuan ini, dan banyak fotografer di seluruh dunia mengadopsi proses collodion untuk membuat gambar mereka.

 

Kehidupan Frederick Scott Archer

Ayah Archer adalah seorang insinyur dan Archer mengikuti jejaknya menjadi insinyur pula. Namun, ketertarikannya pada seni dan fotografi memimpinnya pada tahun 1848 untuk beralih sepenuhnya menjadi fotografer profesional.

Pada awalnya, Archer menggunakan proses daguerreotype untuk menghasilkan gambar, tetapi ia merasa bahwa proses ini terlalu mahal dan sulit dilakukan. Ia kemudian mulai mencari alternatif yang lebih mudah dan terjangkau, dan akhirnya menemukan proses collodion pada tahun 1851.

Penemuannya mengubah cara fotografi dilakukan, karena proses collodion memungkinkan pembuatan gambar yang lebih tajam dan jelas, serta lebih mudah dan murah untuk diproduksi. Namun, Archer sendiri tidak mendapatkan keuntungan finansial dari penemuannya, karena ia memilih untuk mempublikasikan prosesnya secara bebas agar semua orang dapat menggunakannya.

Archer meninggal pada 1 Mei 1857, di usia 44 tahun karena penyakit paru-paru. Namun, karyanya terus dihargai dan diakui setelah kematiannya. Pada tahun 1864, Royal Photographic Society memberikan medali emas kepada Archer atas kontribusinya dalam perkembangan fotografi. Dan pada tahun 2017, Google menghormatinya dengan doodle khusus pada hari ulang tahunnya yang ke-194.

Frederick Scott Archer diakui sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah fotografi, karena penemuannya dalam proses collodion telah membuka jalan bagi pengembangan fotografi modern dan menjadi landasan dasar dalam pengembangan teknologi fotografi selanjutnya.

MERDEKA

Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida

Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah-kumamah

Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang

Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang

Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa kalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati.

14 Juli 1943

 

CATETAN TH. 1946

Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai,
Mainan cahya di air hilang bentuk dalam kabut,
Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai.
Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut.

Kita — anjing diburu — hanya melihat sebagian dari
sandiwara sekarang
Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau di ranjang
Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu
Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat.

Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu
Jika bedil sudah disimpan, cuma kenangan berdebu;
Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak
lahir sempat.
Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah,
Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering
sedikit mau basah!

1946

 

SENJA DI PELABUHAN KECIL

buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

1946

 

CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

 

TUTI ARTIC

Antara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga,
Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic;
Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca cola.
Isteriku dalam latihan: kita hentikan jam berdetik.

Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terasa
— ketika kita bersepeda kuantar kau pulang —
Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara,
Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang.

Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali bertukar;
Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu:
Sorga hanya permainan sebentar.

Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu
Aku dan Tuti + Greet + Amoi... hati terlantar,
Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar.

1947

 

INA MIA

Terbaring di rangkuman pagi
— hari baru jadi —
Ina Mia mencari
hati impi,
Teraba Ina Mia
kulit harapan belaka
Ina Mia
menarik napas panjang
di tepi jurang
napsu
yang sudah lepas terhembus,
antara daun-daunan mengelabu
kabut cinta lama, cinta hilang
Terasa gentar sejenak
Ina Mia menekan tapak di hijau rumput,
Angin ikut
— dayang penghabisan yang mengipas —
Berpaling
kelihatan seorang serdadu mempercepat langkah di tekongan.

1948

Metode fotografi paling awal, salah satunya adalah teknik fotografi calotype. teknik ini ditemukan oleh William Henry Fox Talbot,  seorang penemu dan ilmuwan Inggris.

Talbot tertarik pada fotografi sejak awal tahun 1830-an dan mencoba menciptakan sebuah proses yang lebih cepat dan mudah dilakukan daripada proses daguerreotype milik Louis Daguerre yang dikembangkan lebih dahulu. Ia mengembangkan teknik fotografi calotype pada tahun 1840, yang menghasilkan gambar yang lebih kasar dan kurang detail dibandingkan dengan daguerreotype, tetapi prosesnya jauh lebih cepat dan lebih murah.

Calotype

Proses calotype dimulai dengan meletakkan sehelai kertas sensitif cahaya ke dalam larutan kimia berupa campuran garam dan perak nitrat. Setelah dikeringkan, kertas tersebut dimasukkan ke dalam kamera dan diekspos ke cahaya. Kemudian, kertas diubah menjadi negatif dengan melalui proses pengembangan menggunakan campuran asam galat dan perak nitrat. Negatif kemudian dijadikan sebagai cetakan positif dengan cara meletakkan di atas kertas baru dan dicetak dengan sinar matahari.

Keuntungan dari proses calotype adalah kemampuan untuk membuat salinan foto, karena negatif kertas bisa diulangi untuk membuat cetakan positif yang sama. Proses ini juga memungkinkan untuk menciptakan gambar yang lebih cepat dan murah daripada daguerreotype, meskipun kualitas gambarnya lebih rendah.

Meskipun calotype tidak sepopuler daguerreotype pada masanya, teknik ini tetap menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah fotografi. Talbot dikenal sebagai salah satu tokoh kunci dalam perkembangan fotografi dan penemuannya terus memengaruhi teknologi fotografi hingga saat ini.

William Henry Fox Talbot

William Henry Fox Talbot lahir pada tanggal 11 Februari 1800 di Melbury Sampford, Dorset, Inggris. Ia merupakan putra dari seorang politisi terkemuka bernama William Davenport Talbot dan Elizabeth Theresa Fox Strangways.

Saat masih kecil, Talbot tinggal di bawah pengasuhan bibinya dan bersekolah di Harrow School dan Trinity College, Cambridge. Setelah lulus, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di propertinya di Lacock Abbey, Wiltshire, Inggris.

Selama hidupnya, Talbot tertarik pada berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, matematika, sejarah seni, dan arkeologi. Pada tahun 1833, ia menikah dengan Constance Mundy, putri dari seorang jenderal Inggris. Pasangan ini memiliki enam anak.

Pada awal tahun 1830-an, Talbot tertarik pada fotografi dan memulai eksperimennya di bidang tersebut. Ia mengembangkan berbagai teknik fotografi, termasuk fotografi negatif-positif dengan menggunakan kertas sensitif cahaya, yang kemudian dikenal sebagai teknik calotype.

Pada tahun 1839, Talbot mematenkan teknik fotografi calotype dan mempublikasikan temuannya dalam buku berjudul "The Pencil of Nature". Buku ini dianggap sebagai salah satu karya penting dalam sejarah fotografi dan menjadi panduan bagi banyak fotografer di masa depan.

Selain fotografi, Talbot juga aktif dalam berbagai proyek ilmiah dan teknologi lainnya. Ia terlibat dalam pengembangan teknologi telegraf, pembuatan kertas fotografi, dan pengembangan teknologi cetak fotografi.

Talbot meninggal dunia pada tanggal 17 September 1877 di Lacock Abbey, Wiltshire, Inggris, pada usia 77 tahun. Ia meninggalkan warisan penting dalam sejarah fotografi dan pengembangan teknologi, yang masih terus memengaruhi dunia hingga saat ini.

The Pencil of Nature

"The Pencil of Nature" adalah sebuah buku yang ditulis oleh William Henry Fox Talbot pada tahun 1844. Buku ini dianggap sebagai salah satu karya penting dalam sejarah fotografi, karena merupakan buku pertama yang menggunakan gambar-gambar fotografi untuk mengilustrasikan teks.

Buku ini terdiri dari enam jilid, yang masing-masing berisi sejumlah gambar dan penjelasan tentang berbagai teknik fotografi yang dikembangkan oleh Talbot. Beberapa gambar dalam buku ini termasuk pemandangan, arsitektur, benda-benda, dan orang-orang.

Talbot menyertakan gambar-gambar tersebut untuk menunjukkan kegunaan fotografi dalam berbagai bidang, termasuk dokumentasi seni dan arsitektur, penelitian ilmiah, dan rekaman sejarah. Ia juga menunjukkan cara-cara menghasilkan gambar yang lebih baik dan memperkenalkan berbagai teknik fotografi seperti teknik calotype.

Selain itu, buku ini juga memperkenalkan keuntungan dari penggunaan teknologi fotografi, seperti kemampuan untuk menciptakan gambar yang akurat dan dapat diulang dengan mudah. Buku ini menjadi penting dalam mengubah pandangan masyarakat tentang fotografi, dari sebuah teknologi baru menjadi sebuah seni yang penting dan berguna.

"The Pencil of Nature" terus menjadi salah satu buku yang paling penting dalam sejarah fotografi dan menjadi bukti awal pentingnya fotografi sebagai media artistik dan dokumentasi.

SAJAK

Kenapa takkan percaya pada Tuhan?
Sama sedihnya dengan sajak

Bersama kita ia tak berpegangan
Kecuali dalam duka tak mau beranjak

Bila kita mati
Ia pun didera sepi

1953
Sitor Situmorang

DERAI-DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949
Chairil Anwar

 

KETIKA JARI-JARI BUNGA TERBUKA

ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa: betapa sengit
cinta Kitacahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit.

menyisih awan hari ini: di bumi
meriap sepi yang purba;
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi
dis ayap kupu-kupu, di sayap warna

swara burung di ranting-ranting cuaca,
bulu-bulu cahaya: betapa parah
cinta Kita
mabuk berjalan, diantara jerit bunga-bunga rekah

1968
Sapardi Djoko Damono

Menulis puisi membutuhkan keutuhan kerja tubuh, jiwa, hati dan otak. Tapi dia bisa dikerjakan secara bertahap, terutama bagi pemula seperti saya. Saya pernah menulis puisi, namun belum pernah mendengar paparan tentang bagaimana kerja seorang penyair sungguhan. Beruntung pada Sabtu 13 Mei 2023, saya mendengar pengantar penulisan puisi dari penyair sungguhan, Made Adnyana Ole dalam program Membaca Film Merangkai Kata, kerja sama Minikino Film Week dan Tatkala May May May 2023.

Tatkala May May May merupakan festival tahunan Tatkala Media, yang diselenggarakan setiap bulan Mei di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja.

Membaca Film Merangkai Kata merupakan program menonton film sebagai inspirasi menulis puisi. Program ini sebagai upaya mendorong apresiasi film pendek dalam bentuk yang lebih luas. Minikino sejak awal melihat film pendek sebagai sarana untuk merangsang sikap dan pikiran kritis terhadap tontonan, dengan harapan setelah menonton akan muncul ide-ide baru yang dituangkan dalam karya-karya baru, apapun bentuknya.

Program ini dimulai jam 7 malam waktu Buleleng, dengan menyajikan dua film pendek Indonesia berjudul Jamal dan Annah La Javanaise, yang akan menjadi inspirasi penulisan puisi. Bagi saya, dua film ini sama-sama bicara tentang "TKI". Bedanya, pada film pertama seorang ayah pergi mencari penghidupan ke negeri orang sementara pada film Annah La Javanaise, si Annah tidak pernah tahu dirinya akan dipekerjakan dan terdampar di negeri asing sebagai "TKI" yang tidak pernah mendapat upah.

 

Film Pendek Inspirasi Puisi

JAMAL
Muhmad Heri Fadli / Fiction / 14:30 / Indonesia / 2020
Suami Nur baru beberapa bulan berangkat ke Malaysia sebagai TKI. Dia tiba-tiba dipulangkan dalam kondisi tak bernyawa.

ANNAH LA JAVANAISE
Fatimah Tobing Rony / Animation / 05:59 / Indonesia / 2020
Pada tahun 1893, seorang gadis berusia 13 tahun bekerja untuk pelukis Prancis Paul Gauguin di Paris sebagai pembantu dan modelnya. Ini adalah konsep ulang dari kisahnya.

 

Menulis Puisi Setelah Menonton

"Kita malam ini menulis puisi itu santai saja, jangan gawat-gawat. Kalau mendengar sesama penyair berdiskusi mungkin kelihatannya gawat, karena kadang menggunakan kata-kata yang tidak dipahami awam." ungkap Ole mengantar sesi menulis puisi setelah menonton film selesai.

Walau sudah dibilang santai, wajah-wajah hadirin tampak gawat darurat ketika disodori kertas dan pena untuk menulis puisi. Namun ada yang kelihatan ringan saja menulis dengan wajah yang tetap serius. Keadaan itu membuat saya bingung, harus ikut serius santai, gawat atau cukup tenang-tenang saja.

Hal lain yang saya ingat  - karena tidak mencatat - dari paparan Ole, bahwa dalam film pendek yang baru saja ditonton ada banyak sekali elemen yang bisa diambil sebagai inspirasi. Apakah suara atau visual, serta elemen-eleman penbentuknya, seperti warna, bentuk, gerakan, komposisi, objek dan sebagainya. Dari sekian banyak hal yang terjadi dalam film, kita pilih satu fokus dan tuliskan apa yang kita rasakan. Sebaiknya tidak sekedar mendeskripsikan apa yang dilihat atau didengar. Bekerjalah lebih dahulu dengan hati.

Menurut Ole, proses rasa inilah yang memberikan roh pada puisi. Setelah rasa ditemukan dan ditulis dengan jujur, maka barulah masuk pada kerja otak, yaitu editing. Dalam editing sudah akan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, pemilihan diksi, rima, gaya bahasa, dan hal-hal teknis lainnya. Dua bagian kerja inilah yang akan melahirkan puisi bagus. Tapi bisa saja, seorang telah menulis puisi sekali jadi dimana rasa dan keterampilan editing dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Namun, jika keterampilan berbahasa yang ditonjolkan di depan, maka yang lahir adalah untaikan kata-kata indah semata.

Dalam waktu lima belas menit yang diberikan oleh pemandu acara Ahmad Fauzi dari Minikino, hampir seluruh hadirin menyerahkan puisinya. Ada yang tampak percaya diri dengan puisinya, ada yang malu-malu, dan ada yang menganggap apa yang ditulis bukan puisi. Secara acak, peserta kemudian dipanggil untuk membacakan puisinya masing-masing.

Di sela-sela pembacaan puisi, Ole memberikan komentar-komentar menarik. Dua hal yang saya anggap penting - karena saya mengingatnya - bahwa latar belakang dan pengalaman hidup seseorang akan mempengaruhi bagaimana dia mengambil sudut pandang terhadap obyek inspirasinya. Dan tentu saja itu akan mempengaruhi bentuk puisi dan pesan yang terkandung di dalamnya. Ingatan-ingatan bawah sadar, yang selama ini terpendam dan sulit diungkapkan juga dapat muncul dalam sebuah puisi. Karena ketika menulis kata-kata sebagai puisi ada sebuah ruang bebas dan rasa terbebaskan dari belenggu kata-kata itu sendiri.

 

Puisi

Janji Akar Pohon

Di bawah pohon itu,
janji kita terikat akar.

Tunggu aku.

Di bawah pohon itu,
bersama angin
aku datang menjadi dingin.
Lepaskan tangis
biarkan aku tetap hidup
satu kali lagi
dalam air matamu
menyelinap menjadi akar

Di bawah pohon itu,
sekali lagi saja
peluk aku.

Janji kita terikat akar

-----
Made Birus
Mahima - Singaraja, 13 Mei 2023

Membuat iklan produk yang berhasil melibatkan penyampaian pesan yang jelas dan persuasif, visual yang menarik, relevansi dengan target audiens, pemilihan media yang tepat, waktu yang strategis, dan membangun kesan yang baik tentang merek dan produk.

Iklan produk yang berhasil adalah iklan yang mampu menarik perhatian audiens dan membuat mereka tertarik untuk membeli produk. Iklan tersebut harus memiliki pesan yang jelas dan efektif, serta mampu menonjolkan keunggulan produk secara persuasif. Selain itu, visual iklan juga harus menarik dan mampu memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Iklan yang berhasil juga harus relevan dengan target audiens. Pemilihan media yang tepat dan waktu yang strategis dapat membantu iklan sampai ke target audiens dengan efektif. Terakhir, iklan yang berhasil harus membangun kesan yang baik tentang merek dan produk yang ditawarkan. Hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran merek, memperkuat citra merek, dan meningkatkan penjualan produk secara keseluruhan.

Melakukan riset tentang produk sebelum menulis copywriting penting untuk memahami produk dan target audiens dengan lebih baik. Hal ini membantu menentukan pesan yang tepat, memilih kata-kata yang efektif, serta memperkuat pesan yang ingin disampaikan agar lebih relevan dan persuasif bagi target audiens.

Dalam melakukan riset produk sebelum menulis iklan atau copywriting, ada beberapa unsur yang perlu ditemukan. Pertama, perlu memahami produk secara menyeluruh, termasuk manfaat, keunggulan, dan karakteristiknya. Selain itu, juga perlu mempelajari target audiens dan segmen pasar yang dituju. Mengetahui preferensi dan kebutuhan target audiens membantu menentukan pesan yang tepat dan cara terbaik untuk menjangkau mereka. Analisis kompetitor juga penting untuk memahami kekuatan dan kelemahan merek sebelum mengembangkan strategi copywriting. Terakhir, perlu mempertimbangkan tren dan perubahan pasar yang mungkin mempengaruhi penjualan produk. Semua unsur tersebut penting untuk memperkuat pesan dan membuat copywriting yang efektif bagi produk.

Berikut adalah 10 pertanyaan efektif yang dapat membantu Anda memahami kebutuhan Anda sebelum membuat copywriting pemasaran atau iklan.

1. Apa tujuan dari iklan ini?

Apakah tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan, kesadaran merek, atau mengarahkan konsumen ke situs web?

2. Siapa target audiens iklan ini?

Apakah tersebut ditargetkan pada konsumen tertentu atau seluruh pasar?

3. Apa manfaat produk yang ingin ditonjolkan?

Apakah ingin menonjolkan keunggulan produk atau manfaat yang dapat dipecahkan bagi konsumen?

4. Apakah ada pesan khusus yang ingin disampaikan?

Apakah ingin menekankan pesan tertentu dalam iklan, seperti kualitas, keamanan, atau keandalan produk?

5. Apa bahasa atau nada yang ingin disampaikan?

Apakah ingin iklan tersebut memiliki bahasa formal atau informal, nada yang ringan atau serius?

6. Apa kata-kata kunci atau frasa yang ingin digunakan?

Apakah memiliki kata-kata kunci atau frasa yang ingin digunakan untuk meningkatkan SEO atau membuat iklan lebih mudah ditemukan?

7. Apa jenis media yang akan digunakan untuk iklan ini?

Apakah iklan tersebut akan berbentuk teks, video, atau gambar, dan di media mana iklan tersebut akan ditempatkan?

8. Apakah ada batasan atau persyaratan tertentu untuk iklan ini?

Apakah memiliki batasan dalam hal jumlah kata atau karakter yang dapat digunakan, atau persyaratan tertentu dalam hal gaya penulisan?

9. Apa hasil yang diharapkan dari iklan ini?

Apakah ingin melihat peningkatan dalam jumlah penjualan atau lalu lintas situs web setelah iklan tersebut diluncurkan?

10. Berapa anggaran untuk iklan ini?

Apakah memiliki anggaran tertentu yang harus dipertimbangkan dalam membuat copywriting, seperti biaya iklan atau biaya penulisan?

Dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda dapat memahami kebutuhan klien Anda dan membuat copywriting yang sesuai dengan tujuan iklan dan target audiens. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas iklan dan menghasilkan hasil yang lebih baik bagi klien Anda.

Louis Daguerre adalah seorang seniman dan penemu Prancis yang secara luas dianggap sebagai salah satu bapak pendiri fotografi. Ia lahir pada tanggal 18 November 1787, di Cormeilles-en-Parisis, sebuah kota kecil dekat Paris, Prancis.

Daguerre memulai karirnya sebagai magang untuk ayahnya, yang merupakan seorang pembuat jam. Di awal usia dua puluhan, dia pindah ke Paris dan menjadi pelukis dan perancang adegan yang sukses untuk teater. Dia juga mencoba-coba kimia dan optik, bereksperimen dengan berbagai teknik untuk menangkap gambar.

Pada tahun 1820-an, Daguerre mulai bekerja dengan Joseph Nicéphore Niépce, penemu Prancis lainnya yang bereksperimen dengan fotografi. Kedua pria itu berkolaborasi dalam beberapa proyek, termasuk proses pembuatan gambar di atas pelat logam yang dipoles. Niépce meninggal pada tahun 1833, meninggalkan Daguerre untuk melanjutkan pekerjaannya sendiri.

Daguerre terus bereksperimen dengan fotografi dan penemuan lainnya sepanjang hidupnya. Dia meninggal pada 10 Juli 1851, di Bry-sur-Marne, Prancis, pada usia 63 tahun.

Saat ini, Daguerre dikenang sebagai pionir fotografi dan tokoh kunci dalam pengembangan medium. Kontribusinya pada seni dan ilmu fotografi terus menginspirasi generasi seniman dan fotografer.

 

Upaya Menangkap

Upaya pertama Daguerre dalam menangkap gambar adalah dengan kamera obscuras, perangkat sederhana yang memproyeksikan gambar dunia luar ke permukaan datar. Tapi Daguerre tidak puas dengan percobaan awal ini, dan dia terus bereksperimen dengan teknik dan bahan yang berbeda.

Pada tahun 1835, Daguerre bekerja sama dengan Joseph Nicéphore Niépce, penemu Prancis lainnya yang telah bereksperimen dengan fotografi selama bertahun-tahun. Bersama-sama, kedua pria itu mengerjakan teknik baru yang akan merevolusi seni fotografi: daguerreotype.

Daguerreotype adalah metode pembuatan gambar pada permukaan perak yang dipoles yang telah disensitisasi dengan uap yodium. Pelat tersebut kemudian disinari cahaya di kamera, dan gambar yang dihasilkan dikembangkan dengan uap merkuri. Gambar akhir sangat detail dan nyata, bahkan menangkap detail terkecil dari subjek.

Ketika daguerreotype pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 1839, itu menimbulkan sensasi. Orang-orang mengagumi kejelasan dan detail gambar, dan seniman serta ilmuwan sama-sama melihat potensi media baru ini. Dalam beberapa tahun, daguerreotype diproduksi di seluruh dunia, dan fotografi menjadi hobi dan profesi yang populer.

Namun, daguerreotype bukan tanpa kekurangannya. Itu adalah proses yang memakan waktu dan mahal, dan gambar yang dihasilkan rapuh dan mudah rusak. Namun terlepas dari keterbatasan ini, daguerreotype tetap populer selama beberapa dekade, hingga proses fotografi yang lebih baru, lebih cepat, dan lebih terjangkau dikembangkan.

Penemuan daguerreotype oleh Louis Daguerre dan Joseph Nicéphore Niépce menandai titik balik dalam sejarah fotografi. Ini membuka dunia baru kemungkinan artistik dan ilmiah, dan membuka jalan bagi pengembangan proses fotografi lainnya yang pada akhirnya akan mengubah cara kita melihat dan memahami dunia di sekitar kita.

 

Daguerreotype Sebuah Inovasi

Daguerreotype adalah bentuk awal fotografi yang ditemukan oleh seniman dan penemu Prancis Louis Daguerre pada awal abad ke-19. Ini dianggap sebagai proses fotografi praktis pertama dan digunakan secara luas pada pertengahan 1800-an.

Proses daguerreotype melibatkan pembuatan citra positif langsung pada pelat tembaga berlapis perak. Pelat dipoles ke permukaan seperti cermin dan kemudian dibuat peka terhadap cahaya dengan memaparkannya ke uap yodium, yang membentuk lapisan iodida perak di permukaan. Pelat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kamera dan diekspos ke tempat kejadian untuk difoto selama beberapa menit.

Setelah terpapar, pelat dikembangkan dengan memaparkannya ke uap merkuri. Merkuri membentuk amalgam dengan perak terbuka, menciptakan gambar yang terlihat di piring. Gambar kemudian diperbaiki dengan mencuci piring dengan larutan garam biasa, yang menghilangkan sisa-sisa perak iodida dan membuat gambar stabil.

Gambar yang dihasilkan pada pelat daguerreotype adalah gambar perak yang sangat detail dan berbutir halus yang memiliki kualitas dan corak warna yang unik. Daguerreotypes dikenal karena kemampuannya untuk menangkap detail halus dan rentang tonal, menjadikannya populer untuk potret dan lanskap.

Proses daguerreotype akhirnya digantikan oleh proses fotografi lain yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman, namun tetap menjadi tonggak penting dalam sejarah fotografi. Hari ini, daguerreotypes dihargai sebagai artefak sejarah dan karya seni, dan masih diproduksi oleh sejumlah kecil praktisi yang berdedikasi menggunakan teknik abad ke-19 yang otentik.

Menulis dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu kita bertumbuh secara mental dan emosional. Menulis memberi kita kesempatan untuk merefleksikan diri kita sendiri, mengatasi emosi yang sulit, dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Dalam menulis, kita dapat mengeksplorasi pengalaman-pengalaman kita dengan lebih mendalam dan mencari makna dalam pengalaman-pengalaman tersebut. Kita dapat mengeksplorasi emosi kita, mencoba untuk memahami alasan di balik emosi tersebut, dan mencari cara untuk mengatasi emosi yang sulit. Dengan cara ini, kita dapat belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik dan mengembangkan kesehatan emosional yang lebih baik.

Menulis juga dapat membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan motivasi kita. Dengan menulis tentang impian, tujuan, dan nilai-nilai kita, kita dapat mengeksplorasi apa yang penting bagi kita dalam hidup dan mencari cara untuk mencapai tujuan kita. Dalam proses ini, kita dapat mengembangkan keterampilan diri, seperti penilaian diri, motivasi, dan kreativitas.

Menulis juga dapat membantu kita mengekspresikan diri dengan lebih baik dan meningkatkan keterampilan komunikasi kita. Dengan mengeksplorasi cara-cara yang berbeda untuk mengekspresikan ide dan emosi kita, kita dapat belajar untuk mengekspresikan diri dengan lebih jelas dan efektif. Ini dapat membantu kita dalam hubungan sosial dan profesional kita, dan juga meningkatkan keterampilan penulisan kita.

 

Menulis dan Terapi Diri

Banyak penelitian menunjukkan bahwa menulis dapat memiliki efek terapeutik pada individu yang mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Menulis sebagai terapi sering disebut sebagai "terapi menulis ekspresif" atau "jurnal terapeutik".

Salah satu manfaat dari menulis sebagai terapi adalah membantu individu mengurangi stres dan kecemasan. Dalam penelitian, para peserta yang menulis tentang pengalaman emosional yang sulit mengalami penurunan kadar hormon stres di dalam tubuh. Selain itu, menulis juga dapat membantu individu mengatasi depresi dan merasa lebih bahagia.

Menulis juga dapat membantu individu memahami diri mereka sendiri dan mengatasi perasaan negatif. Melalui menulis, individu dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan lebih baik dan memahami sumber kecemasan atau stres yang dialami. Hal ini dapat membantu individu merasa lebih terhubung dengan diri mereka sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri.

Penelitian juga menunjukkan bahwa menulis dapat membantu individu mengatasi masalah kesehatan fisik. Studi menunjukkan bahwa individu yang menulis tentang pengalaman emosional yang sulit mengalami peningkatan sistem kekebalan tubuh mereka dan menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dari cedera fisik.

Meskipun menulis sebagai terapi memiliki banyak manfaat, penting untuk dicatat bahwa terapi menulis ekspresif bukanlah pengganti terapi medis yang sudah ada. Namun, menulis dapat menjadi tambahan untuk terapi dan membantu individu mengatasi masalah kesehatan mental dan fisik mereka.

 

Pengaruh Fisik dan Emosional

Penelitian Baikie dan Wilhelm (2005) menunjukkan bahwa menulis secara eksplisit tentang pengalaman emosional yang sulit dapat memiliki manfaat kesehatan emosional dan fisik yang signifikan. Para peserta penelitian yang menulis tentang pengalaman emosional yang sulit selama empat hari berturut-turut mengalami peningkatan dalam hal kesejahteraan emosional, penurunan gejala depresi dan kecemasan, serta peningkatan dalam hal kesehatan fisik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menulis secara eksplisit tentang pengalaman emosional yang sulit dapat membantu individu memproses dan mengatasi emosi yang sulit, dan juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional dan fisik mereka. Menulis dapat membantu individu mengekspresikan perasaan mereka dengan lebih baik dan membantu mereka memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa manfaat dari terapi menulis ekspresif tidak sama untuk setiap orang. Beberapa peserta penelitian mungkin tidak merasakan manfaat yang signifikan dari terapi menulis, sedangkan yang lain mungkin mengalami manfaat yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor individu dalam menentukan efektivitas terapi menulis sebagai alat untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan fisik.

 

Jurnaling Dan Sehat Mental

Penelitian Ullrich dan Lutgendorf (2002) membahas pentingnya menulis jurnal sebagai alat untuk mengatasi stres dan masalah kesehatan mental. Penelitian ini menunjukkan bahwa menulis jurnal tentang pengalaman stres dapat membantu individu memproses dan mengatasi emosi yang sulit, serta membantu mereka menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih efektif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang menulis jurnal tentang pengalaman stres mereka memiliki peningkatan dalam hal kesejahteraan emosional, penurunan dalam gejala stres, dan peningkatan dalam kesehatan fisik. Menulis jurnal membantu individu untuk memproses dan mengatasi emosi yang sulit dengan cara yang lebih efektif daripada hanya mengungkapkan emosi mereka secara verbal.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa menulis jurnal tentang pengalaman stres dapat membantu individu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan situasi yang mereka hadapi. Dengan menggambarkan perasaan dan pengalaman mereka dalam detail, individu dapat mengeksplorasi dan memahami emosi mereka dengan lebih baik, serta mencari solusi yang lebih baik untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Dalam rangka mencapai manfaat yang optimal dari menulis jurnal, penelitian ini menyarankan untuk menulis secara teratur dan konsisten, fokus pada pengalaman pribadi yang signifikan, dan mengeksplorasi dan menggambarkan emosi dengan detail. Dengan mempertimbangkan saran-saran ini, individu dapat menggunakan menulis jurnal sebagai alat yang efektif untuk mengatasi stres dan masalah kesehatan mental.

 

Note:

  1. Baikie, K. A., & Wilhelm, K. (2005). Emotional and physical health benefits of expressive writing. Advances in Psychiatric Treatment, 11(5), 338-346. https://doi.org/10.1192/apt.11.5.338
  2. Ullrich, P. M., & Lutgendorf, S. K. (2002). Journaling about stressful events: Effects of cognitive processing and emotional expression. Annals of Behavioral Medicine, 24(3), 244-250. https://doi.org/10.1207/S15324796ABM2403_08
Bali Tersenyum © 2023