legenda

Dongeng Roro Jongrang, Legenda Candi Prambanan

Bali Tersenyum
29 April 2023

Legenda Candi Prambanan, Roro Jongrang

Prabu Baka adalah Raja Prambanan yang terkenal sakti. Sosoknya berupa raksasa yang mengerikan. Meski sosoknya berupa raksasa, dia mempunyai anak perempuan yang sangat cantik wajahnya dan bernama Rara Jonggrang.

Syahdan, Kerajaan Prambanan diserang oleh Kerajaan Pengging yang dibantu Bandung Bondowoso yang terkenal sakti. Bandung Bondowoso mampu mengalahkan Prabu Baka dalam pertarungan yang sangat seru. Prabu Baka tewas dan akhirnya Kerajaan Prambanan dikuasai Bandung Bondowoso.

Ketika Bandung Bondowoso melihat Rara Jonggrang, dia langsung jatuh hati. Ia pun melamar Rara Jonggrang untuk dijadikan isterinya. Rara Jonggrang sesungguhnya tidak bersedia dijadikan isteri oleh Bandung bondowoso yang telah membunuh ayahnya. Namun, Rara Jonggrang tidak berani untuk langsung menolaknya. Ia mengetahui kesaktian Bandung Bondowoso. Dia bisa celaka jika menolak lamaran Bandung Bondowoso yang pemarah itu. Ia lantas mencari cara agar batal diperistri Bandung Bondowoso. Katanya, "Aku bersedia engkau jadikan isteri, namun aku mempunyai syarat untuk itu."

"Apa syarat yang engkau kehendaki?"

"Aku ingin engkau membuatkan seribu candi dan dua sumur yang sangat dalam," jawab Rara Jonggrang. "Semua itu harus engkau selesaikan dalam semalam. Jika engkau dapat melakukannya, aku bersedia menjadi isterimu."

“Baik" Bandung Bondowoso menyanggupi permintaan Rara Jonggrang. "Aku akan memenuhinya.”

Bandung Bondowoso mengerahkan kesaktiannya. Dipanggilnya seluruh bala tentara jin yang pernah ditaklukkannya. Bandung Bondowoso meminta para jin itu membantunya membuat seribu candi dan dua sumur yang sangat dalam waktu semalam.

Bala tentara jin menyatakan kesediaannya. Mereka lantas bekerja keras dan sangat cepat. Candi-candi terwujud dalam waktu singkat. Jumlahnya terus meningkat. Begitu pula dengan dua sumur yang sangat dalam itu. Melewati tengah malam, ratusan candi telah berdiri. Dua sumur itu juga telah dalam. Mereka terus bekerja keras untuk mewujudkan permintaan Rara Jonggrang.

Rara Jonggrang sangat khawatir Bandung Bondowoso akan mampu mewujudkan kehendaknya. Candi-candi terus dibuat dalam kecepatan yang menakjubkan. Dua sumur yang sangat dalam itu juga hampir selesai. Bergulirnya sang waktu menuju fajar masih terbilang cukup bagi Bandung Bondowoso untuk merampungkan pembuatan seribu candi dan dua sumur yang sangat dalam itu. Kian khawatir Rara Jonggrang ketika mendapati jumlah candi yang dibuat telah melebihi sembilan ratus sembilan puluh candi. Lantas, Rara Jongrang berpikir untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Rara Jonggrang lantas membangunkan gadis-gadis Prambanan.

Rara Jonggrang meminta gadis-gadis to untuk membakar jerami di wilayah Prambanan sebelah timur. Sebagian gadis-gadis itu dimintanya pula untuk menumbuk padi dan juga menaburkan berbagai jenis bunga yang harum baunya.

Bala tentara jin sangat terperanjat mendapati cahaya menyemburat berwarna kemerah-merahan di sebelah timur. Mereka juga mencium harum aneka bunga. Kian kaget pula mereka saat mendengar bunyi lesung dipukul, Semua ciri-ciri itu menunjukkan jika waktu pagi telah tiba. Mereka pun bergegas pergi karena takut.

Padahal, sembilan ratus sembilan puluh sembilan candi telah selesai, hanya tinggal satu candi lagi untuk mewujudkan permintaan Rara Jonggrang. Meski hanya tinggal satu candi lagi, namun Bandung Bondowoso tidak mungkin dapat membuatnya tanpa bantuan hantuan bala tentara jin.

Tak terkirakan kemarahan Bandung Bondowoso. Ia tahu, hari masih terhitung malam. Waktu pagi belum datang. la juga mengetahui, semua itu dilakukan Rara Jonggrang untuk menggagalkan usahanya. Jelas dia mengetahui ketidak-inginan Rara Jonggrang untuk menjadi isterinya. Dengan kemarahan yang meluap, Bandung Bondowoso pun mengeluarkan kutukannya. Gadis-gadis Prambanan yang membantu Rara Jonggrang untuk menggagalkan usahanya dikutuknya menjadi perawan-perawan tua. Kepada Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso berujar, "Hei Rara Jonggrang! Seribu candi yang engkau minta hampir selesai, hanya tinggal satu candi lagi, Karena engkau telah melakukan kecurangan untuk menggagalkan usahaku, maka jadilah engkau patung dalam candi yang ke-seribu!"

Seketika itu tubuh Roro Jonggrang membatu menjadi arca. Arca tersebut lantas diletakkan di dalam ruang candi besar yang hingga kini disebut Candi Roro Jonggrang.

 

Penulis: Bali Tersenyum

Bali Tersenyum dimulai sebagai rintisan rumah baca di tahun 2015. Kemudian pada tahun 2019 didaftarkan sebagai sanggar seni budaya dan kreatifitas di desa Tukadaya, Jembrana - Bali.
-advertisement-
Bali Tersenyum © 2023