Ramalan Kartu Tarot, Layakkah Dipercaya? Menurut Anda?

Ramalan kartu tarot layakkah  dipercaya? Jawabannya tentu saja akan berbeda jika pertanyaan tersebut ditujukan pada orang yang berbeda, karena tiap orang memiliki sudut pandang dan cara pikir berbeda pula. Apapun jawabannya, nantinya pasti akan diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Apakah ini tidak sesat? Apakah melanggar norma kepercayaan? Apakah ini pengkultusan berhala? Apa ini akan membuat Tuhan marah?

Bagaimanapun sudut pandang dan cara pikir yang digunakan sekarang, pertama-tama mari lihat tarot sebagai apa adanya. Jangan dulu dikaitkan dengan apapun diluar bentuk yang bisa kita sentuh dan apa yang bisa kita lihat secara kasat mata. Kalaupun anda ingin belajar membaca kartu tarot, penting memiliki sudut pandang yang pasti tentang ‘benda’ yang akan anda baca.

KARTU PERMAINAN

Tarot adalah set kartu yang terdiri dari 78 kartu, dimana masing-masing kartu memiliki visual dengan simbol dan ceritanya masing-masing. 78 kartu dalam satu set kartu tarot dibagi dalam 2 kelompok besar; yaitu Arcana mayor yang terdiri dari 22 kartu dan Arcana minor, yang terdiri dari 56 kartu. Kelompok kartu Arcana minor dibagi lagi dalam 4 kelompok, yaitu sword (pedang), Cup (cawan), Wands (tongkat) dan Pentacle (bintang), yang masing-masing terdiri dari 14 kartu.

Ketika ditelusuri sebagai sebuah set kartu, tarot berkaitan dengan permainan kartu yang telah dimainkan sejak berabad-abad lalu, dengan aturan permain yang berbeda-beda berdasarkan wilayah dimana permainan itu dimainkan. Jumlah kartu dalam satu set pada permainan tersebut juga berbeda-beda, mulai 36 kartu, 40 kartu, 52 kartu, hingga yang tercatat paling banyak berjumlah 97 kartu.

Jenis kartu permainan yang paling populer diseluruh dunia adalah kartu remi atau dikenal sebagai playing card, bridge card atau poker card. Sebagai seuah alat, berbagai jenis dan tujuan permainan dapat dilakukan, mulai sekedar iseng dan bersenang-senang, judi hingga olah raga.

Kemiripan kartu remi dengan kartu tarot terletak pada Arcana minor, yang memiliki kartu AS, kartu 2 – 10, King, Queen, Jack (dalam remi), Page dan Knight (dalam tarot), sehingga ada selisih 4 kartu antara set kartu remi (52) dengan Arcana minor (56) kartu tarot.

TAROT SEBAGAI ALAT

Tarot sebagai alat meramal diperkirakan mulai dikenal luas pada abad ke-18 ketika pada tahun 1781, De Gébelin menerbitkan disertasi tentang asal-usul simbolisme dalam tarot, yang memiliki kecenderungan berkaitan dengan kebatinan. Dalam catatan lain (Dummett 1980: 96) menyebutkan meluasnya penggunaan kartu tarot sebagai media pembaca keberuntungan terjadi sekitar tahun 1780an dan telah didahului oleh penggunaan kartu remi yang telah populer sejak dua dekade sebelumnya.

Dari sekian banyak set kartu tarot yang dibuat dan dipublikasikan, adalah kartu tarot yang diterbitkan di London pada tahun 1909, dan menjadi sangat populer dan dipakai sebagai acuan kreator kartu tarot setelahnya. Set kartu tarot tersebut adalah Rider-Waite-Smith, atau secara singkat sering disebut Rider deck atau Waite deck. Nama set tersebut diambil dari nama inisiatornya A.E. Waite, ilustratornya Pamela Colman Smith dan nama penerbitnya William Rider & Son.

Di Indonesia, ada dua desain kartu tarot yang telah diterbitkan; yaitu kartu Tarot Wayang karya mendiang Ani Sekarningsih dan Kartu Tarot Nusantara Karya Hisyam A. Fachri.

RAMALAN KARTU TAROT

Jadi, betulkah tarot bisa meramal? Apakah hasil pembacaan kartu tarot dapat dipercaya? Sudut pandang dan pemikiran saya adalah, bahwa kartu tarot merupakan karya seni yang melibatkan rasa dan karsa manusia, sehingga dia menjadi sebuah alat atau sarana yang menarik dan punya kekuatan tersendiri untuk membantu mencapai suatu tujuan.

Seperti halnya para desainer fashion bekerja membuat rancangannya, memilih bahan, mengerjakan berbagai detail hingga seseorang kemudian merasa anggun dan percaya diri mengenakan desain tersebut. Lalu siapa yang kita percayai? Desainernya, penjahitnya, pabrik kainnya, pramuniaga tokonya, atau diri sendiri? Atau sebuat sepeda motor keluaran terbaru yang memikat untuk kita beli. Tentu saja selain dia cantik, motor itu akan mentransporter kita kemana kita mau. Jadi siapa yang kita percaya? Motornya atau kemampuan kita mengendarai dan memastikan tujuan kita? Buat saya, itu hanya alat.

Bagaimana dengan ramalan kartu tarot? Kata ramal atau ramalan, memang sangat lekat dengan kartu tarot. Tapi saya lebih suka mengganggapnya sebagai konsultasi. Seperti halnya seorang konsultan keuangan, konsultan perkawinan, atau aktifitas lain yang melibatkan diskusi untuk memecahkan suatu persoalan, sehingga mendapakan opsi terbaik yang menenangkan hati dan meningkatkan rasa percaya diri. Bagi saya ketika seorang pembaca tarot bertemu kliennya, maka itu adalah sebuah kesepakatan individu dengan seorang ‘kawan baik’ yang bersedia mendengar dan memberi alternative jalan keluar yang positif untuk sebuah situasi.

Jadi, pembacaan kartu tarot adalah seni berkomunikasi dengan alam bawah sadar kita, menarik informasi dan energi dari alam semesta, yang kemudian diterjemahkan menggunakan media dan simbol-simbol yang ada dalam kartu tarot; melibatkan juga intuisi, kebersihan hati dan tujuan positif dari kedua belah pihak.

Tarot hanya kartu, jangan terlalu serius. Jadilah diri sendiri, sayangi keluarga dan jangan lupa untuk selalu bahagia!