Workshop Literasi Film dan Produksi Film Pendek di Desa Padangsambian Kaja

Minikino bersama kantor Desa Padangsambian, Denpasar Barat menyelenggarakan rangkaian pelatihan Literasi Film Dan Produksi Film selama 3 hari. Dimulai Jumat 6 Desember dan berlangsung setiap hari sampai Minggu 8 Desember 2019. Seluruh rangkaian workshop diadakan di Balai Desa Padangsambian Kaja, Jl. Kebo Iwa No.35.

Pelatihan dibuka Perbekel Padangsambian Kaja, I Made Gede Wijaya, S.Pt., M.Si. yang pada sambutannya menyatakan “Pelatihan semacam ini diharapkan bermanfaat bagi generasi muda desa untuk memanfaatkan teknologi, media film serta industri kreatif yang dapat menjadi kekuatan desa supaya tidak ketinggalan jaman.”

Modul workshop film pendek ini disusun oleh tim kerja Minikino dengan silabus yang padat. Para peserta remaja dari desa Padangsambian Kaja dilibatkan secara aktif mulai dari menonton dan berdiskusi dengan para profesional di bidangnya, mengikuti seminar tentang sejarah, dari sisi perkembangan kebudayaan serta teknologinya. Mereka juga mendapatkan pembekalan pemahaman kekuatan visual dan materi suara dalam film, hingga akhirnya mempraktekkan seluruh rangkaian proses produksi sebuah film; mulai dari pengembangan ide, penulisan cerita, desain produksi dan produksinya sendiri.

Mengenal Film Pendek Melalui Pemutaran dan Diskusi

Pra-aktifitas untuk pemanasan dilakukan Kamis, 5 Desember 2019. Seluruh peserta dan pengurus Desa Padangsambian Kaja diundang untuk terlibat dalam pemutaran dan diskusi program ReelOzInd! Award Winners di Art-House Cinema MASH Denpasar. Selain menonton program film pendek, acara ini menghadirkan diskusi online melalui skype dengan narasumber Jemma Purdey (Australia) selaku direktur ReelOzInd! & Melanie Filler, produser film “Posko Palu’. Dipandu moderator, keduanya narasumber melakukan tanya jawab langsung dengan penonton. Sesi diskusi berlangsung lancar selama 30 menit antara Denpasar, Melbourne dan Sydney di Australia.

Hari Pertama: Menganal Sejarah Film dan Menemukan Cerita Film

workshop film

Sesi pertama setelah pembukaan, dimulai dengan materi Sejarah Film Pendek di Dunia dan di Indonesia disampaikan oleh Edo Wulia, direktur Minikino yang sekaligus menjadi mentor pelatihan. Edo memberikan informasi sejarah film dunia dan memberi gambaran luas tentang bagaimana industri film di dunia berkembang seiring kemajuan teknologi. Edo Wulia juga menghubungkannya dengan Bali melalui film “Legong, Dance of the Virgins” yang diproduksi tahun 1935, yang ternyata merupakan salah satu film bisu produksi terakhir di Hollywood.

Selanjutnya, sesi “Visual Storytelling” yang disampaikan oleh I Made Suarbawa, sebagai sebuah pondasi bagi peserta dalam menyusun cerita. Peserta secara perlahan dipandu untuk mulai mengembangkan ide dan mencari fokus alur cerita, sehingga sebuah ide besar bisa dikerucutkan menjadi sebuah cerita yang tajam. Sesi ini menghasilkan logline, sinopsis dan storyline, yang akan dikembangkan pada hari selanjutnya.

 Hari Kedua: Literasi Film, Suara, Tim Kerja, Skenario dan Desain Produksi

Seminar “Literasi Film Dan Media Untuk Berpikir Kritis” menjadi tema pembuka di pagi hari. Materi ini disampaikan oleh Nurafida Kemala Hapsari dan Saffira Nusa Dewi. Diskusi menjadi lebih hangat ketika menyentuh topik pengaruh publikasi dan persepsi penonton bahkan tentang film yang belum ditonton. Modul dilanjutkan dengan presentasi mengenai “Kerjasama Tim Dalam Produksi” disampaikan oleh Inez Peringga. Studi kasus disampaikan dari pengalaman pribadi Inez saat membuat film pendek pertama di masa kuliahnya di sekolah film.

Materi berikutnya “Suara dalam Film” menerangkan sisi audio pada film, diawali dari sejarah film bisu yang hampir selalu ditampilkan dengan iringan musik. Materi ini diberikan untuk membangun pemahaman tentang kekuatan audio dan pengaruhnya pada visual. Pengenalan teknis diiringi berbagai contoh dan praktek, serta berbagi pengalaman tim minikino melakukan audio dubbing untuk keperluan festival internasionalnya.

Hari kedua diakhiri dengan pembahasan cerita para peserta serta desain produksi meliputi pembedahan naskah termasuk lokasi, properti, pemain, dari ide cerita peserta di hari pertama. Para mentor dan fasilitator mengarahkan peserta untuk melakukan analisis mandiri ide cerita mana yang paling memungkinkan untuk diproduksi pada hari ketiga. Sesi terakhir namun yang paling panjang ini dipandu oleh I Made Suarbawa sebagai pendamping utama produksi.

Dari berbagai ide cerita yang dikembangkan hingga menjadi storyline, dipilih satu cerita yang kemudian ditulis menjadi skenario, yang kemudian dibedah dalam sesi desain produksi. Sesi ini mempersiapkan hari terakhir, di mana semua peserta akan mengambil peran masing-masing dalam sesi produksi.

Paket Lengkap Teori dan Praktek

workshop film

Proses pengambilan gambar dan suara dimulai sejak pukul 8 pagi dan berlangsung secara intensif sampai 4 sore. Produksi ditutup dengan sesi evaluasi di akhir hari, para peserta secara umum merasakan ini pengalaman baru walaupun mereka sudah pernah membuat online konten sebelumnya.

Ngurah Ketut Hariadi, S.Kom selaku sekretaris Desa Padangsambian Kaja menyampaikan apresiasi positif tentang pelatihan ini, “Melihat antusiasme peserta saya berharap apa yang difasilitasi desa dapat dimanfaatkan para peserta. Bila 10 persen saja dari para peserta dapat memanfaatkan dengan baik, kegiatan ini dapat dinilai sukses.” Sambungnya “Pelatihan diberikan dengan profesional, awalnya saya tidak membayangkan bahwa dalam tiga hari pelatihan bisa benar-benar menghasilkan produk sampai film. Semoga minat dari masyarakat makin tinggi setelah nanti melihat hasilnya.”

Menurut Cika selaku fasilitator acara, “Berkegiatan dengan peserta di Padangsambian Kaja sangat menggairahkan secara kreatif, karena mereka antusias dan penuh perhatian. Para peserta sudah dekat secara keseharian dengan media audio visual serta dunia digital. Sebagian peserta sudah terbiasa dengan konten online, bahkan ada yang sudah menjadi idola milenial dengan 1 juta subscriber @aryanthisuastika dengan kanal @ricaricaa96 .

Film pendek hasil pelatihan di Desa Padangsambian Kaja ini direncanakan akan tayang perdana dalam acara tahunan MINIKINO OPEN DESEMBER ke 17, di Desa Padangsambian Kaja. Edo Wulia selaku direktur Minikino menyampaikan, “Atas nama organisasi kami mengucapkan terima kasih atas dukungan segenap masyarakat dan pegawai di kantor desa Padangsambian Kaja. Walaupun sudah diadakan tahunan sejak tahun 2003, untuk pertama kalinya acara Open Desember hadir dalam format layar tancap pada hari Sabtu tanggal 21 Desember 2019, mulai pukul 19:00 di Balai Pertemuan Dukuh Sari, Padangsambian Kaja; jalan Gunung Sari.” Selengkapnya mengenai Open December dapat di baca di https://minikino.org/minikinoopendecember17

Mipmap id

Jurnalisme warga (Citizen journalism) | foto, video, film, creative-writing, esai dan fiksi. Ayo tulislah ceritamu! dan bagikan.